Point Of view

Hidup buat orang yang dicintai memang membahagiakan .
Tapi pernahkah kau hidup untuk dirimu sendiri .
Dengan tidak memandang betapa tidak bersyukurnya kau atas apa yang ada dalam dirimu
seyogyanya manusia adalah pemimpin dirinya sendiri .

Itulah  pandanganku sekarang :
Dulu aku adalah orang yang sukar mensyukuri apa yang diberikan Tuhan .
Selalu merasa dengki orang lain lebih sempurna akan diriku .
Kenapa dia yang kaya , punya ketenaran , punya kekuasaan , punya segalanya dalam hidupnya . Kenapa bukan aku ? Apa yang dibenci Tuhan padaku ? Kenapa Dia memberikannya kepada mereka ? Bukan aku ?
Sangat sulit menemukan jawaban pertanyaan inni , tapi jawaban paling arif adalah mungkin Tuhan punya rencana lain . Tapi entahlah ..
Selama itu aku hidup dengan harapan bisa lebih dan melebihi orang lain ..selalu berusaha menjadi unggul daripada orang lain .
Skit membayangkan kegagalan . Hatiku masih tertutup akan kebijakan . Setiap gagal aku selalu mencari jalan yang lain ...tai tag pernah belajar .
Hingga saat titik kelelahanku , titik kelemahanku . Tuhan mengambilnya ..
Orang yang paling aku inginkan bisa menyayangiku ,  pergi sepertii angin .
ringan seringan kapas ...tanpa tau terlukanya hatiku menghadapi inni . Benar memang aku tak pernah mencintai orang seperti inni . Disinilah aku merasa menyerah .
Setiap usaha yang aku lakukan untuk sempurna dihadapnya pupus ...bkan hati tulus yang ia mau ..tapi topeng indah. Topeng yang cantik . Haha .
Tuhan mengambil segalanya dalam hidupku .. Uang yang membuatku bernafas ..Uang yang bisa apa saja .
Disini mereka semua pergi ..tanpa alasan ...tanpa ucapan selamat tinggal .
Kosong ...tanganku kosong ...sakit hatiku sakit .
aku hanya diam tertegun . menangis sesak ..mencoba merelakan ...
Tapi bagaimana dengan hampa inni ...Aku tidak lagi seseorang . Bukan takut sendiri .
tapi akku takut ...takut tidak ada orang yang bisa menghapus air mataku kala cobaan menderaku.
Takut tidak ada bahu-bahu yang bersedia membopong kepalaku yang sakit memikirkan ibu .
Aku mencoba tegar berjalan diatas semua keterpurukan inni .
perlahan ..Hingga seseorang muncul .bayangan yang tag pernah aku anggap.



Be continued ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Point Of view"

Posting Komentar

Rabu, 17 Agustus 2011

Point Of view

Hidup buat orang yang dicintai memang membahagiakan .
Tapi pernahkah kau hidup untuk dirimu sendiri .
Dengan tidak memandang betapa tidak bersyukurnya kau atas apa yang ada dalam dirimu
seyogyanya manusia adalah pemimpin dirinya sendiri .

Itulah  pandanganku sekarang :
Dulu aku adalah orang yang sukar mensyukuri apa yang diberikan Tuhan .
Selalu merasa dengki orang lain lebih sempurna akan diriku .
Kenapa dia yang kaya , punya ketenaran , punya kekuasaan , punya segalanya dalam hidupnya . Kenapa bukan aku ? Apa yang dibenci Tuhan padaku ? Kenapa Dia memberikannya kepada mereka ? Bukan aku ?
Sangat sulit menemukan jawaban pertanyaan inni , tapi jawaban paling arif adalah mungkin Tuhan punya rencana lain . Tapi entahlah ..
Selama itu aku hidup dengan harapan bisa lebih dan melebihi orang lain ..selalu berusaha menjadi unggul daripada orang lain .
Skit membayangkan kegagalan . Hatiku masih tertutup akan kebijakan . Setiap gagal aku selalu mencari jalan yang lain ...tai tag pernah belajar .
Hingga saat titik kelelahanku , titik kelemahanku . Tuhan mengambilnya ..
Orang yang paling aku inginkan bisa menyayangiku ,  pergi sepertii angin .
ringan seringan kapas ...tanpa tau terlukanya hatiku menghadapi inni . Benar memang aku tak pernah mencintai orang seperti inni . Disinilah aku merasa menyerah .
Setiap usaha yang aku lakukan untuk sempurna dihadapnya pupus ...bkan hati tulus yang ia mau ..tapi topeng indah. Topeng yang cantik . Haha .
Tuhan mengambil segalanya dalam hidupku .. Uang yang membuatku bernafas ..Uang yang bisa apa saja .
Disini mereka semua pergi ..tanpa alasan ...tanpa ucapan selamat tinggal .
Kosong ...tanganku kosong ...sakit hatiku sakit .
aku hanya diam tertegun . menangis sesak ..mencoba merelakan ...
Tapi bagaimana dengan hampa inni ...Aku tidak lagi seseorang . Bukan takut sendiri .
tapi akku takut ...takut tidak ada orang yang bisa menghapus air mataku kala cobaan menderaku.
Takut tidak ada bahu-bahu yang bersedia membopong kepalaku yang sakit memikirkan ibu .
Aku mencoba tegar berjalan diatas semua keterpurukan inni .
perlahan ..Hingga seseorang muncul .bayangan yang tag pernah aku anggap.



Be continued ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar